4 Jalan Yang Harus Tahu


Minangkabau
Orang Minang kaya akan falsafah hidup dan nilai-nilai budaya. Hampir segala aspek kehidupan orang Minang mempunyai nilai budaya dan ketinggian budi. Adat istiadat orang Minang mencakup hampir seluruh aspek kehidupan. Bahkan hingga hal-hal kecil sekalipun.
Termasuk cara bagaimana bergaul di tengah masyarakat. Bagaimana berhadapan dengan orang yang lebih tua atau yang lebih muda. Bagaiman bersikap kepada sesama besar. Itulah yang diajarkan melalui 4 jalan, yaitu Jalan Mandaki, Jalan Manurun, Jalan Mandata dan Jalan Malereng.
Yuk kita bahas satu persatu.

1. Jalan Mandaki

Kalau indak tau jo Bukiktinggi
Indak tau pulo jo Malalak
Kalau indak tau jalan Mandaki
Indak tau angok nan ka sasak
Itulah salah satu ungkapan yang menggambarkan bahwa harus paham apa itu Jalan Mandaki. Jalan Mandaki adalah tata cara atau tingkah laku bagaimana bergaul dengan orang yang lebih tua atau dituakan. Tidak hanya dengan kata-kata, kesopanan kepada yang tua juga harus dijaga melalui perbuatan dan tingkah laku.
Bergaul dengan orang yang lebih tua harus pandai-pandai memposisikan diri. Demikian juga dengan bicara, dengan yang tua berbicara jangan asal ngomong, pilih-pilih dulu kata-kata yang akan dilontarkan.

2. Jalan Manurun

Kok nak tau di ujuang gurun
Cubo bajalan di tapi banda
Kok indak tau jalan manurun
Alamaik badan masuak banda
Jalan Manurun adalah kebalikan dari Jalan Mandaki, yaitu tingkah dan cara kita bersikap kepada yang lebih muda. Jadi, walaupun sama yang lebih muda-muda jangan semena-mena. Jangan ditindas juga atau nyuruh-nyuruh seenaknya mentang-mentang lebih tua. Hormati yang tua, sayangi yang muda.

3. Jalan Mandata

Kok pai kito ka pasa
Jan lupo mambaok Pinggan
Kok lupo bajalan di nan data
Indak tantu arah jo tujuan
Jalan mandata adalah cara berprilaku, berkata dan bertata krama dengan orang yang seumuran atau sama status sosialnya dengan kita.

4. Jalan Malereng

Diantara keempat “Jalan”, maka Jalan Malereng inilah yang paling tinggi tingkatannya. Jalan Malereng dipakai untuk orang-orang atau pada kondisi tertentu yang tidak bisa disampaikan dengan kalimat langsung. Kata Malereng ini biasanya menggunakan kata-kata kiasan atau tidak langsung, pepatah petitih atau kata-kata bermajas.
Contoh penggunaan kata Malereng adalah pada orang Sumando (Ipar Laki-Laki). Kenapa? Karena dalam adat Minang laki-laki adalah tamu di rumah keluarga istrinya. Sebagaimana tamu, maka harus dihormati. Salah-salah bicara bisa runyam perkara.

 Nah, itulah 4 jalan yang harus diketahui.
Tulisan ini disarikan dari Buku: Tahu jo Nan Ampek yang disusun oleh Drs. M. Sayuti Dt. Rajo Panghulu, M.Pd

Komentar