Langsung ke konten utama
MENINGKATKAN KALORI BATUBARA
Kandungan air dalam batubara (air bebas maupun air bawaan) merupakan
faktor penentu tinggi rendahnya nilai kalori batubara. Kandungan air
yang tinggi menyebabkan tingkat pembakaran menjadi rendah akibatnya
kandungan gas Co2 yang ditimbulkan menjadi tinggi yang tentunya
berdampak buruk terhadap lingkungan.
Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan kalori dengan mengurangi
kandungan air dalam batubara, salah satunya adalah Upgraded Brown Coal
(UBC) yang diperkenalkan PT Kobe Steel Ltd, Jepang. UBC merupakan salah
satu cara penghilangan kadar air dalam batubara melalui proses penguapan
(evaporasi).
Dibandingkan dengan teknologi peningkatan (upgrading) lainnya seperti,
hot water drying (HWD) atau steam drying (SD) yang dilakukan pada
temperatur diatas 275oC dan tekanan yang cukup tinggi 5.500 kpa. Proses
UBC relatif lebih sederhana dan dapat dilakukan pada temperatur dan
tekanan relatif rendah (temperatur antara 150o - 160o C, tekanan 2 -3
atm).
Untuk mendapatkan data engineering sebagai acuan dalam perancangan
sistem dan peralatan sehingga pembangunan pabrik komersial kelak dapat
berdaya guna dan berhasil guna maka, dibuatlah UBC skala Demo Plant
dengan kapasitas 1.000 ton/hari umpan atau sekitar 600 ton/hari produk
dilakukan mengambil lokasi di Desa Satui, Kec. Sungai Cuka, Kab. Tanah
Bambu, Kalimantan Selatan. Pemilihan dilokasi PKP2B milik PT Arutmin
berdasarkan banyaknya cadangan batubara peringkat rendah dan kesediaan
PT Arutmin sebagai pemegang PKP2B wilayah Satui.
Tahapan proses UBC, pertama batubara dibuat slurry dengan menggunakan
minyak tanah yang dicampur dengan minyak residu, kemudian dipanaskan
pada temperatur 150o C dan tekanan sekitar 3,5 atm. Proses pemanasan ini
menyebabkan air bebas dan air bawaan dalam batubara akan keluar dan
pori-pori yang terbuka akan tertutup oleh tar/wax.
Dengan temperatur pemanasan 150oC pengeluaran tar dari pori-pori belum
sempurna sehingga perlu ditambahkan zat aditif sebagai penutup permukaan
batubara seperti, kanji, tetes tebu (mollase), dan minyak residu.
Penggunaan minyak residu sebagai zat aditif karena senyawa organik yang
beberepa sifat kimianya memiliki kesamaan dengan batubara sehingga
minyak residu yang masuk kedalam pori-pori batubara akan kering kemudian
bersatu dengan batubara. Lapisan minyak ini cukup kuat dan dapat
menempel pada waktu yang cukup lama sehingga batubara dapat disimpan
pada tempat terbuka pada waktu lama.
setelah proses UBC, kadar air batubara antara 17,56% dan 33,75% dapat
diturunkan menjadi antara 0,82%-1,71%. Kadar air setelah mendapat
keseimbangan yaitu, setelah batubara disimpan di udara terbuka selama
1-2 bulan, kadar air antara 5,08 dan 8,48% terjadi penurunan kadar air
antara 71 dan 75%.
Karena turunnya kadar air maka nilai kalori batubara meningkat dari
antara 4.800 dan 5.400 kal/g air dried basis (adb), menjadi 6.200 dan
6.900 kal/g (adb) yang berarti terjadi kenaikan antara 27 dan 29%.
Sementara kadar abu dan sulfur tidak menunjukkan perubahan berarti.
Komentar
Posting Komentar